Rabu, 12 Juni 2013

Diagram Sistematik

Terkadang kita bingung ketika akan memulai sesuatu dan membayangkan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang sudah dimulai. Tidak jarang pula kita kebingungan di tengah jalan akibat kesalahan prediksi proses yang sedang dibangun di tengah jalan. Ketika kita sedang menulis sering pula kehilangan ‘flow ’cerita yang sedang kita buat hingga akhirnya selesai dengan tulisan yang kurang terarah pada hasil akhir yang sebelumnya dibayangkan.
Saya pernah membaca buku tentang System Thinking (lupa judul bukunya)pada buku tersebut dijelaskan bahwa penyelesaian suatu masalah dapat kita modelkan dalam suatu pemikiran sistemik. Seperti pada diagram blok di atas, kita dapat memodelkannya kedalam inputsystem, dan output.Input di sini adalah masalah sedangkan output -nya adalah penyelesaian masalah. Di dalam system kita memproses informasi dari input untuk kemudian disesuaikan agar diperoleh  output yang diinginkan. Artinya sebelum memulai penyelesaian masalah harus didefinisikan terlebih dahulu input dan output-nya. Dengan demikian kita mempunyai gambaran jelas tentang permasalahannya dan bisa membayangkan hasil akhirnya. Barulah kemudian mendesain sebuah sistem untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.


Di dalam blok sistem sendiri, kita bisa membaginya kembali ke dalam beberapa blok yang saling terhubung satu sama lain membentuk sebuah proses yang saling terikat (seperti gambar di atas). Masing-masing blok itu pun terdiri dari input, output, dan blok system. Dengan kata lain ada sistem di dalam sistem, yang apabila blok di dalam sistem tersebut masih memiliki proses yang kompleks, dapat dipecah lagi menjadi beberapa blok sampai diperoleh urutan proses input –> system –> output yang lebih sederhana. Proses pemecahan ini terjadi secara rekursif dan tergantung kepada kompleksitas sistem yang dibuat.
Pemodelan sistem ini dalam dunia rekayasa bisa disetarakan dengan standar formal dari abstraction language dimana dewasa ini telah dikenal adanya UML (Unified Modelling Language) atau SDL (Specification Description Language). Abstraction Language tersebut adalah layer teratas ketika kita mengembangkan suatu sistem sebelum implementasi dengan bahasa pemrograman di layer yang lebih rendah. Selain itu pemahaman dan pendekatan sistem juga jauh lebih mudah dengan model definisi formal seperti itu.
Sejatinya konsep berpikir ini bisa digunakan secara luas diberbagai bidang ilmu, karena sistem berpikir secara sistemik seperti ini mampu mendifinisikan masalah dengan baik serta membantu untuk tetap fokus pada tujuan akhir yang ingin dicapai. Contohnya adalah ketika kita ingin membuat suatu tulisan, apabila kita menerapkan metode berpikir seperti ini langkah pertama yang kita lakukan adalah menetapkan langkah awal tulisan dan juga menetapkan hasil akhir dari tulisan yang kita buat. Apabila input dan output nya sudah jelas, maka dalam menulis kita bisa tetap menjaga flow tulisan sampai akhir. Selain mempermudah hal ini juga akan meningkatkan kualitas dari sistem apapun yang kita buat.




0 komentar:

Posting Komentar

 
;